SOCIAL MEDIA

Di ngaji kitab yang saya ikuti, ustad bertanya pada kami saat itu, bagaimana sikap kita terhadap kematian, setelah kami membahas tentang talqin mayit di kitab maslakhul akhyar karya habib utsman bin yahya, jawaban saya ketika itu : pasrah karena kita tidak tau persis kapan kematian akan tiba. 

"Kita masuk surga bukan karena kuantitas amal kita, meskipun amal kita sedikit tapi itu dicintai Allah, itu sudah cukup" ujar ustad. Banyak dari kita ingin lari dari kematian, sibuk bekerja, sibuk pada urusan diri sendiri tanpa berpikir kematian selalu ada di dekat kita.

Tak jarang kita juga takut pada kematian, merasa belum siap, merasa bekal belum cukup, takut. Padahal seharusnya kematian diiringi dengan perasaan gembira karena bertemu dengan-Nya. Tapi memang kebanyakan dari kita seperti itu, ingin hidup tanpa masalah padahal hidup di dunia memang harus menghadapi masalah. Menyikapi kematian seharusnya membuat kita merenungkan kembali amalan apa yang Allah sekiranya senang kemudian kita dapat menghadapi kematian juga dengan senang. 

Jika esok hari saya meninggal dunia,
 
- I made many mistakes and hurt others. I beg your forgiveness.
- Tidak perlu tahlil, cukup jalankan hak-hak mayit yang wajib. Yang hidup harus tetap melanjutkan hidupnya.
- Sudah daftar haji reguler, kalau ga sampai umurnya tolong disampaikan ke ahli waris.
- Oh ya, terlepas dari perbedaan pendapat dari para ulama, kornea saya didaftarkan di Lions Eye Bank Jakarta. Tolong ingatkan keluarga.

Wasiat

January 5, 2023