Saya sedang duduk di ruang tengah di kediaman sebuah keluarga di Bontonompo, Desa tanrara, Dusun katingting, Kabupaten gowa, Sulawesi selatan.
Saya menginap di rumah keluarga arash, teman yang baru saya kenal dan masih satu kerabat dengan bakri dan juga iin yang baru saya kenal di kabupaten takalar. Menginap semalam di kamar annisa, adik arash yang pertama. Annisa yang kami ganggu jam dua pagi untuk membukakan pintu rumahnya karena saya baru tiba dari Jakarta.
Sempat mengobrol dengan ibu dari arash meski hanya sebentar ketika ia sedang menyiapkan sarapan pagi. Ia bercerita tentang hari kemarin saat kedua teman saya menangkap bebek peliharaan mereka untuk makan siang. Ibu arash juga meminta saya mencicipi bebek yang dimasaknya, sengaja disisakan untuk saya, ujarnya. Saya masih bisa merasakan masakan ibu arash yang enak itu bahkan ketika saya menuliskannya kembali disini.
Rumah keluarga arash di kabupaten gowa bagi saya tak kalah hangat dengan rumah pak camat di Takalar. Rumah keluarga arash adalah rumah panggung khas sulawesi selatan yang terbuat dari kayu bayan yang berasal dari samarinda. Sebelum akhirnya pamit untuk kembali melakukan pekerjaan. Kami sempat mengobrol dengan adik ayahnya arash yang seorang pelaut sembari menikmati teh dan kue pasar. Bercerita banyak hal tentang perjalanannya.
Banyak keluarga yang saya temui di sulawesi selatan. Orang yang tak pernah saya kenal sebelumnya tapi menerima saya dengan baik. Keluarga pak camat, keluarga daeng memang, keluarga arash, keluarga di jeneponto dan teman-teman di makassar yang akan selalu saya ingat. Terima kasih. Sampai jumpa lain waktu!