SOCIAL MEDIA

Saya sedang duduk di ruang tengah di kediaman sebuah keluarga di Bontonompo, Desa tanrara, Dusun katingting, Kabupaten gowa, Sulawesi selatan.

Saya menginap di rumah keluarga arash, teman yang baru saya kenal dan masih satu kerabat dengan bakri dan juga iin yang baru saya kenal di kabupaten takalar. Menginap semalam di kamar annisa, adik arash yang pertama. Annisa yang kami ganggu jam dua pagi untuk membukakan pintu rumahnya karena saya baru tiba dari Jakarta.

Sempat mengobrol dengan ibu dari arash meski hanya sebentar ketika ia sedang menyiapkan sarapan pagi. Ia bercerita tentang hari kemarin saat kedua teman saya menangkap bebek peliharaan mereka untuk makan siang. Ibu arash juga meminta saya mencicipi bebek yang dimasaknya, sengaja disisakan untuk saya, ujarnya. Saya masih bisa merasakan masakan ibu arash yang enak itu bahkan ketika saya menuliskannya kembali disini.

Rumah keluarga arash di kabupaten gowa bagi saya tak kalah hangat dengan rumah pak camat di Takalar. Rumah keluarga arash adalah rumah panggung khas sulawesi selatan yang terbuat dari kayu bayan yang berasal dari samarinda. Sebelum akhirnya pamit untuk kembali melakukan pekerjaan. Kami sempat mengobrol dengan adik ayahnya arash yang seorang pelaut sembari menikmati teh dan kue pasar. Bercerita banyak hal tentang perjalanannya.

Banyak keluarga yang saya temui di sulawesi selatan. Orang yang tak pernah saya kenal sebelumnya tapi menerima saya dengan baik. Keluarga pak camat, keluarga daeng memang, keluarga arash, keluarga di jeneponto dan teman-teman di makassar yang akan selalu saya ingat. Terima kasih. Sampai jumpa lain waktu!







Sulawesi Selatan, 2013

Keluarga di tanah sulawesi

August 25, 2013













Sulawesi Selatan, 2013

Takalar 2013



Jalan poros kabupaten gowa-makassar tampak ramai dengan kendaraan dan lalu lalang orang yang pulang setelah bekerja.

Suara saya habis sama sekali dalam artian sebenarnya. Saya memutuskan pulang dalam kondisi sakit, menuju rumah dan meminta izin tidak bekerja untuk pulang walau hanya beberapa jam.

Saya sampai di bandara dengan panik dan suara habis. Panik karena saya telat check in! Mau tak mau saya harus pasrah ketika tiket pesawat yang saya pesan beberapa jam sebelum saya memutuskan untuk pulang itu hangus. 

Di pikiran saya saat itu, saya hanya ingin pulang, Bapak yang akan menunggu dan menjemput saya turun dari damri dengan motor dan kamar saya yang saya tinggalkan berminggu-minggu.

"Kamu dimana? bentar aku hubungi temenku, mudah-mudahan bisa ngebantu" Teman saya di makassar kemudian membantu saya mendapatkan tiket pesawat hari itu.

"Flight lain juga gapapa, yang penting bisa pulang malem ini dan ga jadi anak ilang sendirian di bandara kak"

"Aku kasih nomermu ke temenku nanti dia mungkin bisa ngebantu. Take care! Kasih kabar terus ya"

Kak siswi dan kak ima adalah orang-orang yang menyelamatkan saya dari kepanikan jadi anak ilang di bandara.

“Kita dimana?” dengan dialek bahasa makassar seseorang menghubungi saya via telepon.

"Di dekat pintu keberangkatan"
ujar saya dengan suara-suara yang tersisa.

"Gimana?" suara saya tak terdengar..

Telepon terputus. Tak ada harapan.

Panggilan masuk lalu datang lagi..

"Hallo"

"Ya. Hallo"

“Kita dimana?”

Suara saya makin habis, hingga akhirnya seseorang yang menelepon saya itu ternyata ada di depan saya, hanya dibatasi oleh pagar dan ia menyadari bahwa saya adalah yang dihubunginya sedari tadi.

"Kenapa kita telat check in?” kami berjalan menuju tempat check in di bandara yang sebelumnya saya tidak diperbolehkan masuk

"Iya. Macet tadi"

Ia lantas meminta boarding pass milik saya dan membantu agar tetap bisa check in. Besok malam saya sudah harus sudah di Makassar lagi.

Makassar - Bogor 2013

*kita = kamu dalam bahasa makassar

Pulang

August 22, 2013
















Sulawesi Selatan, 2013

Tanjung Bira, Pulau Liukkang Loe dan Pantai Bara

August 18, 2013

Saya bertemu hujan tadi siang setelah berhari-hari di tanah sulawesi. Di jalan perbatasan antara makassar dan kabupaten gowa. Pulang setiap hari bagi saya kini adalah saat aco, anak bungsu pak camat diam-diam mengintip dari balik jendela, saat aco mengajukan banyak pertanyaan tentang pesawat dan tentang langit sembari duduk di teras rumah.

"Apa langit bisa disentuh?" Ujar aco.

"Aco mau naik pesawat? kalo naik pesawat langit terasa dekat”

"Saya mau naik pesawat. Ke Jakarta"

"Iya. nanti kakak masukkin aco ke tas trus ikut ke Jakarta"



Sulawesi Selatan, 2013

Langit

August 14, 2013





Sulawesi Selatan, 2013

PPLH Puntondo - Takalar

August 12, 2013